Hari ini hari pertama Zahra les bahasa inggris di kumon (les ini juga mamah pikir juga bisa menunjang rasa percaya diri Zahra kelak)
Dia senang sekali loh
Ya, mamah juga ikut senang kalo dia senang, Mamah kan ga mau maksain Zahra untuk belajar...
Soalnya metode di Kumon ini mmg menyenangkan sekali untuk anak-anak.
Anak cuma disuruh mendengarkan native speaker membacakan sebuah kata, kemudian mereka mengikuti sambil menunjuk gambar yang sangat menarik
Misalnya "cat" ya dalam satu halaman itu, ada 1 gambar kucing yang harus ditunjuk, jadi anak juga ga bingung bin pusing
Thursday, April 30, 2009
Monday, April 27, 2009
Ke Psikolog
Mamah bawa Zahra ke psikolog kali ini
Tujuannya adalah untuk mengetahu minat dan bakat Zahra or apapun yang tersembunyi di Zahra dan bagaimana caranya orangtua untuk menghadapinya
Pertama, untuk soal IQ, Zahra bagus banget, very superior istilahnya, alhamdulillah, tinggal bagaimana orangtuanya aja membimbingnya
Kedua, kalo dari sifat, Zahra itu sangat antisipatif...
hggh... kayaknya mamah punya andil cukup banyak nih dalam pembentukan sifat yang satu ini
Sifat ini berakibat, Zahra jadi kurang berusaha, takut untuk mencoba, tidak percaya diri, dlsb
Penyebabnya bisa jadi karena Mamah memang kurang memberikan dia kepercayaan untuk melakukan segala sesuatunya sendiri
Sebagai contoh kecil saja, Zahra selalu mengalami kesulitan untuk membuka bungkus wafer! Kalo mamah inget2, kayaknya mamah memang selalu membukakan bungkus wafer itu untuk Zahra, bukannya apa2, cuma daripada nanti wafernya malah jadi berantakan kemana-mana... tp ternyata itu berakibat fatal untuk Zahra, yaitu pertama sampai umur segini dia masih belum bisa buka bungkus wafer sendiri!kedua, Zahra tidak percaya diri, belum dia mencoba untuk buka, sudah langsung minta tolong mamah untuk ngebukain, ketiga, Zahra jadi cepat putus asa, karena ketika Mamah mencoba memberitahu cara membukanya, dia sudah langsung merasa tidak bisa buka dan jadi beneran ga bisa buka, padahal mamah sudah robek sedikit bungkus wafer tersebut supaya Zahra lebih mudah bukanya....Maafin Mamah yah Zahra
Hal-hal lain yang dikemukakan psikolog masih banyak, ada yang positif, ada yang negatif, tapi yang paling fatal ya yang antisipatif ini
Zahra juga disuruh tes sensori, karena menurut psikolog, berhubung dulu zahra belajar jalannya ga pake merangkak dulu (langsung berdiri dan jalan), maka Zahra ga berkesempatan untuk eksplorasi, sehingga sensor di tangannya kurang berjalan dengan semestinya. Untuk tahu sampai mana kadar ga berjalan dengan semestinya, ya harus di tes itu (Mamah sempet bertanya, apa justru perlu untuk disekolahin di model sekolah alam gitu? tp psikolog bilang, ga perlu se ekstrem itu, salah2 malah si anak jadi stress karena dipaksa untuk ekplorasi)
Selain itu juga Zahra disarankan utk ikut orthopaedagog, yaitu terapi untuk membetulkan cara belajar yang salah. Ada indikasi bahwa Zahra kurang bisa konsentrasi dalam suatu pelajaran, dengan terapi ini Zahra diharapakan bisa konsentrasi dan bisa runut, sebenarnya terapi ini tidak urgent sih, cuma kalo mamah mau aja supaya anaknya bisa lebih konsen dan runut dalam belajar
Tujuannya adalah untuk mengetahu minat dan bakat Zahra or apapun yang tersembunyi di Zahra dan bagaimana caranya orangtua untuk menghadapinya
Pertama, untuk soal IQ, Zahra bagus banget, very superior istilahnya, alhamdulillah, tinggal bagaimana orangtuanya aja membimbingnya
Kedua, kalo dari sifat, Zahra itu sangat antisipatif...
hggh... kayaknya mamah punya andil cukup banyak nih dalam pembentukan sifat yang satu ini
Sifat ini berakibat, Zahra jadi kurang berusaha, takut untuk mencoba, tidak percaya diri, dlsb
Penyebabnya bisa jadi karena Mamah memang kurang memberikan dia kepercayaan untuk melakukan segala sesuatunya sendiri
Sebagai contoh kecil saja, Zahra selalu mengalami kesulitan untuk membuka bungkus wafer! Kalo mamah inget2, kayaknya mamah memang selalu membukakan bungkus wafer itu untuk Zahra, bukannya apa2, cuma daripada nanti wafernya malah jadi berantakan kemana-mana... tp ternyata itu berakibat fatal untuk Zahra, yaitu pertama sampai umur segini dia masih belum bisa buka bungkus wafer sendiri!kedua, Zahra tidak percaya diri, belum dia mencoba untuk buka, sudah langsung minta tolong mamah untuk ngebukain, ketiga, Zahra jadi cepat putus asa, karena ketika Mamah mencoba memberitahu cara membukanya, dia sudah langsung merasa tidak bisa buka dan jadi beneran ga bisa buka, padahal mamah sudah robek sedikit bungkus wafer tersebut supaya Zahra lebih mudah bukanya....Maafin Mamah yah Zahra
Hal-hal lain yang dikemukakan psikolog masih banyak, ada yang positif, ada yang negatif, tapi yang paling fatal ya yang antisipatif ini
Zahra juga disuruh tes sensori, karena menurut psikolog, berhubung dulu zahra belajar jalannya ga pake merangkak dulu (langsung berdiri dan jalan), maka Zahra ga berkesempatan untuk eksplorasi, sehingga sensor di tangannya kurang berjalan dengan semestinya. Untuk tahu sampai mana kadar ga berjalan dengan semestinya, ya harus di tes itu (Mamah sempet bertanya, apa justru perlu untuk disekolahin di model sekolah alam gitu? tp psikolog bilang, ga perlu se ekstrem itu, salah2 malah si anak jadi stress karena dipaksa untuk ekplorasi)
Selain itu juga Zahra disarankan utk ikut orthopaedagog, yaitu terapi untuk membetulkan cara belajar yang salah. Ada indikasi bahwa Zahra kurang bisa konsentrasi dalam suatu pelajaran, dengan terapi ini Zahra diharapakan bisa konsentrasi dan bisa runut, sebenarnya terapi ini tidak urgent sih, cuma kalo mamah mau aja supaya anaknya bisa lebih konsen dan runut dalam belajar
Subscribe to:
Comments (Atom)
